TERUMBU KARANG


DAMPAK KEGIATAN BADAI, TOPAN DAN ANGIN PUYUH TERHADAP “EKOSISTEM TERUMBU KARANG”

A.    EKOSISTEM TERUMBU KARANG
Kerusakan terumbu karang memang dapat diakibatkan faktor alam. Misalnya hempasan ombak yang mematahkan karang atau berbagai jenis ikan dan hewan laut yang memangsa karang.  Akan tetapi, regenerasi dan pertumbuhan karang yang sehat dapat menggantikan kerusakan ini. 
Terumbu karang sangat sensitif terhadap pengaruh lingkungan baik yang bersifat fisik maupun kimia. Pengaruh itu dapat mengubah komunitas karang dan menghambat perkembangan terumbu karang secara keseluruhan. Kerusakan terumbu karang pada dasarnya dapat disebabkan oleh faktor fisik, biologi dan karena aktivitas manusia.
Faktor fisik umumnya bersifat alami seperti perubahan suhu, dan adanya badai. Faktor biologis seperti adanya pemangsaan oleh biota yang berasosiasi dengan terumbu karang seperti bintang laut berduri (Acanthaster planci), sedangkan aktivitas manusia dapat berupa sedimentasi yang berasal dari penebangan hutan, penambangan karang, penangkapan berlebihan, pembangunan fasilitas, limbah industri, buangan kota dan rumah tangga, dan buangan minyak.
B.     SISTEMATIKA KERUSAKAN

Sumber terbesar dari kematian terumbu karang adalah perusakan mekanik oleh badai tropik yang hebat. Topan atau angin puyuh yang kuat ketika melalui suatu daerah terumbu sering merusak daerah yang luas di terumbu. Badai terjadi akibat tingginya suhu permukaan laut. Perubahan dalam energy atmosfer mengakibatkan petir dan badai. Badai tropis berpusar dan bergerak dengan cepat mengelilingi suatu pusat yang sumbernya berada didaerah tropis. Pada saat terjadi angin ini, tekanan udara sangat rendah disertai angin kencang dengan kecepatan bisa mencapai 250 km/jam. Pusat badai ini yaitu, di Samudera Atlantik, Samudera Hindia, dan Samudera Pasifik. Bila terumbu karang banyak yang terletak di zona yang sering dilalui oleh topan atau angin puyuh, maka seluruh atau sebagian dari terumbu akan dirusak atau mengalami kerusakan berat yang besar. Akibat badai ini biasanya disertai kerusakan koloni-koloni sampai ke akar-akarnya dan terangkat dari terumbu, akibatnya kersakan terumbu karang tidak terelakkan karena koloni-koloni polip (Filum Coelentrata) rusak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar